Teruntuk yang mengubah hidupku.
Hari-hari berlalu. Siang dan malam silih berganti dengan teratur. Waktu tiap detiknya pun berjalan dengan teratur. Tanpa mundur barang satu detik pun. Begitu juga dengan semua kehidupan di dunia ini, telah di atur oleh-Nya. Bahkan daun yang terlepas dari tangkainya pun begitu. Ditengah semua keteraturan itu, aku merasakan ada sesuatu yang tak teratur di hatiku.
Melalui secarik kertas putih dan tinta hitam yang ku goreskan di atasnya ini, ku coba menuliskan apa yang selama ini ku pendam. Sebuah hasrat dan rasa yang kau anggap kecil, namun besar artinya untuk ku. Mungkin kau telah menerka kemana arah tinta hitam ini akan berbicara. Tetapi, begitu sulit untuk ku mengungkapkannya.
Entah sejak kapan dan dagai man rasa ini bermula, aku tak tahu. Yang kini telah ku sadari, rasa ini telah tercipta dan semakin dalam. Melihat mu sudah membuat ku senang. Aku bahagia bila mendengar tentang mu. Aku pun merasa sedih, bila melihat mu gundah. Ingin rasanya aku berada di samping mu saat itu. Menceritakan indahnya nyanyian burung, untuk menghapus gundah dihati mu.
Tetapi….. setiap mata kita beradu, aku tak kuasa mata elang mu. Jantung ku berdegup amat kencang dan tak bias ku kendalikan lagi. Jika kita berdekatan, rasanya seluruh organ tubuh ku mencelos. Tak melihat mu membuat hidup ku terasa hampa. Rasanya ada yang hilang. Kau telah membuat hidupku yang semula teratur kini berubah. Perlahan tapi pasti, kau mulai menyusupi ruang-ruang di hati ku. Dan kini… kau telah menempati salah satu ruangan itu.
Aku hanya ingin jujur kepada mu. Tentang rasa di hati ku ini. Meski pun aku masih belum meyakininya, namun aku mencoba menetapkan hati dan memberanikan diri untuk menyampaikannya. Bahwa aku menyayangi mu. Sering kali ku coba untuk menepis bayang mu. Tapi, semakin kucoba melakukannya, bayang-bayang mu semakin nyata di hati ku. Maafkan aku bila yang aku rasakan ini membuat mu bingung. Namun aku akan tetap mencintaimu dengan sederhana.
Yang tetap mencintaimu dengan sederhana,